REFLEKSI KULIAH FILSAFAT ILMU
Oleh: Prof. Dr. Marsigit, M.A
Kamis, 25 September 2014
Assalamualaikum Wr Wb..
Bismillahirrahmannirrahim..
Dalam menuntut ilmu kita harus bersikap sopan santun. karena dengan itu kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Dalam belajar Filsafat ilmu sopan santun sangat diperhatikan betul. Filsafat bersifat Personal dan olah pikir bagi yang mempelajarinya. karena Filsafat itu adalah diri sendiri.
Adapun obyek filsafat itu adalah yang ada dan yang mungkin ada. misalnya dulu kita tidak punya laptop tetapi sekarang kita memilikinya, dulu kita tidak kenal internet tetapi sekarang kita kenal, sekarang kita kuliah S2 kemungkinan kita besok kuliah S3, sekarang kita masih mahasiswa mungkin besok kita jadi dosen, menteri dan lain-lain. itu semua yang ada dan mungkin ada.
Metode filsafat dibagi menjadi dua bagian yaitu Intensif dan Ekstensif. Intensif artinya sedalam-dalamnya dan bersifat radit. karena engkau menganggap itu dalam, akan tetapi ada yang sudah mendalami lebih dalam lagi oleh orang lain atau dirimu sendiri pada waktu yang lain. Sedangkan Ekstensif artinya seluas-luasnya. karena engkau menggap itu sudah seluas-luasnya akan tetapi sudah ada yang meluaskan seluas-luasnya oleh orang lain atau dirimu sendiri diwaktu yang lain. Apalah daya manusia karena manusia serba terbatas. sehingga kita manusia tidak bisa menganggap diri sendiri sudah paling benar, besar, kuat, pintar dan lain-lain. karena diluar dari kita masih ada yang jauh lebih dari kita.
Komponen hidup juga dibagi menjadi dua bagian yaitu vatal dan vital. vatal adalah takdir. kita kuliah S2, Belajar Filsafat dengan dosen pengampu Prof, Marsigit, M.A, kita diberi tugas koment elegi, kita bertemu didalam lingkup kelas P.Mat B dengan berbagai asal dan lain-lain. itu semua merupakan takdir ALLAH yang telah tercatat dilahuhil mahfuz. Sedangkan Vital adalah Ikhtiar. kita mengikuti tes masuk S2 UNY, mengikuti pelajaran Prof, Marsigit, M.A, melakukan koment setiap jam, hari, maupun minggu dan lain-lain. itu semua merupakan bagian dari ikhtiar agar apa yang kita inginkan itu tercapai. sehingga kita bisa petik dari bacaan diatas, sesungguhnya takdir itu mengikuti ikhtiar. jika ikhtiar kita tidak sempurna maka apa yang kita kerjakan tidak akan sempurna itu lah arti takdir.
wadah merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menempatkan dan meletakkan sesuatu. dalam filsafat wadah itu bisa dalam bentuk Suara, Tulisan dan benda. nilai Nol adalah wadah karena substansinya itu adalah tidak ada yang benar. Alat filsafat yaitu menggunakan bahasa analog. misalnya salah satu bahasa analog yang dikembangkan oleh Prof, Marsigit, M.A adalah Elegi. untuk membaca Elegi Prof, Marsigit, M.A. http://powermathematics.blogspot.com/
Bahasa analog itu dapat menembus ruang dan waktu. karena itu merupakan suatu kelebihan dari bahsa analog. menembus ruang dan waktu adalah diri sendiri. karena tidak ada satu pun yang ada dan yang mungkin ada tidak menembus ruang dan waktu. dalam kehidupan ini jika suatu unsur ruang atau waktu tidak ada maka tidak ada satupun kehidupan. misalnya antara air dan ikan. jika air ditiadakan maka ikan akan mati, jika ikan ditiadakan maka air tidak akan berguna, antara manusia dengan makan dan minuma, jika makan dan minuman ditiadakan maka manusia tidak ada, jika manusia ditiadakan maka tidak makan dan minuman. itu semua merupakan bahasa analog.
bahasa analog bukanlah sekedar bahasa kiasan tetapi lebih tinggi dari bahasa kiasan. misalnya Cinta, jika kita esensikan pada manusia maka cinta kepada Tuhannya, cinta orang dewas, cinta orang tua, cinta suami istri, cinta anak dan lain-lainnya. jika kia esensikan pada hewan maka cinta monyet, cinta harimau, cinta kucing, cinta gajah dan lain-lain. jika kita esensikan kepada tumbuhan dan batuan dan banyak lagi yang lain jika kita ingin mengesensikan semuanya.
Cinta itu dari ada dan yang mungkin ada, manusia akan sulit memahaminya jika hanya terpaku pada dimensi tertentu, karena manusia harus mampu menembus ruang dan waktu. misalnya cinta dua buah batu, bukan batu yang bercinta tetapi subyeknya yang bercinta. seperti batu cicin perkawinan, bukan batu yang bercinta tetapi kedua pengantin yang bercinta.
Mungkin hanya ini yang bisa saya dapat paparkan. terima kasih
Wassalam
Komentar