DISKUSI RINGAN TERKAIT METPEN KUANTI

DISKUSI RINGAN Mahasiswa : Bagaimana cara yang dilakukan oleh aliran positivisme ketika menemukan dua teori berbeda menjelaskan satu fenomena yang sama secara berbeda? Dosen : Perlu kita ketahui, bahwa aliran postivisme itu menekankan pada fenomena-fenomena objektif. Jika anda menemukan dua teori yang berbeda menjelaskan satu fenomena yang sama secara berbeda, maka kita harus melihat dari sesi mana teori itu tersebut menjelaskan suatu fenomena. Contoh : kalau anda mau makan, apa yang anda akan lakukan, teori pertama mengatakan, kamu harus masak nasi dengan magicom, atau masak pakai panci. Teori kedua mengatakan, kalau kamu mau makan, pergi ke warung makan beli nasi disana, atau kamu bawa pulang untuk dimakan dirumah. Kedua teori ini, menjelaskan satu fenomena yang sama “ anda mau makan karena lapar” tetapi untuk menghasilkan makanan anda melakukan secara berbeda. Apakah hasilnya sama?, iya, karena sama-sama dapat makan nasi. Anda makan nasi itu merupakan termasuk fenomena ...

Pekembangan Filsafat






PERKEMBANGAN FILSAFAT

Terinspirasi pada Mata Kuliah Filsaf oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A
kamis, 9 Oktober 2014 diruang 201A.

Filsafat apa pun itu obyeknya adalah ada dan yang mungkin ada,  memiliki sifat terhingga dan takterhingga. Dari sifat itu bisa berubah dan tetap. Oleh karena itu Filsafa ada satu disebut monolisem, filsafat ada dua disebut dualisem dan filsafat banyak disebut pluarisem. Filsafat Ada tetap disebut permanetilisem, filsafat ada berubah disebut gerakitosem. Dalam kehidupan sehari-hari sebananya mengalir terus seperti air menuju kelaut. Begetulah  kehidupan ini, sehingga muncul ide dan gagasan. Itulah sebnar-benarnya kehidupan. dalam kehidupan kita itu berada pada dasar yang paling bawah untuk berusaha mencapai tujuan yang paling tinggi melalui ide dan gagasan.  Dalam belajar filsafat, manusia diibaratkan ikan ingin mengetahui segala macam air dan jenis air itu apa  demi kelangsungan hidupnya. Ikan itu sadar bahwa air laut itu diibaratkan datangnya dari air gunung.  Gunung filsafat adalah gunungnya para filsof. Jadi tidak lain tidak bukan itu semuanya adalah pikiran manusia.

Menurut imanual kant jika kita ingin mengetahui dunia maka tengoklah pikiranmu. Coba kita renungkan jika kita tidur maka kita tidak bisa berpikir tentang dunia, oleh karena itu manusia akan bisa menegnal dunia apabila dalam keadaan sadar. Jadi filsafat itu mengalir antara yang ada dan yang mungkin ada yang sifatnya bisa berubah dan tetap. Yang tetap itu lebih banyak berada dalam pikiran kita, sedangkan yang berubah itu kebanyakan berada diluar pikiran kita. 
Jika kita bicarakan tentang filsafat pikiran maka muncul filsafat idealisme yang ditokohi oleh plato atau platonisem. Jika filsafat diluar maka akan muncul namanya filsafat realisme  dengan tokohnya aritoteles atau aritolisme. Ini semua bersifat tetap, misalnya sekali hidup ya hidup, sekali manusia ya manusia, sekali subyek ya subyek, sekali obyek ya obyek dan lain-lain, itu semua adalah tetap. Sedangkan yang mengalami perubahan yaitu  segala yang berubah, seperti aku bukanlah diriku, pikiran diriku bukanlah pikiran ku, itu semua karena aku tidak bisa menyebut diriku. akan tetapi tetap pikiran ku didunia itu adalah pikiranku sehingga itu bisa juga tetap ini adalah hukum identitas. Itu semua ada didalam pikiran. Akan tetapi Jika masih dalam pikiran maka itu tetap dan jika sudah dalam bentuk tulisan maka itu berubah. Sehingga dalam matematika jika masih dalam pikiran maka itu tetap, jika sudah dalam tulisan maka itu bisa berubah. Sehingga didalam matematika dikenal dengan kontradiksi dan identitas.
Tetap bersifat analitik, analitik hukumnya tautologi sedang sifat analitik adalah apriori, berubah bersifat sintetik, sedangkan sintetik bersifat apstoriori karena sintetitk hukumnya kotradiksi, seperti aku tidak bisa menyebut diriku karena aku tidak bisa menyebut diriku sebelum. Tetap itu ideal, karena ideal itu yang ada dalam pikiran kita, jika kita membicarakan jokowi maka didalamnya pikiran ada megawati, surya paloh dan lain-lain.  Itu semua memiliki ruang dan waktu. Dalam hal ini memiliki rasio sehingga muncullah rasionisme dengan tokoh rene descartes, sedangkan pengalaman itu akan muncul empirisme dengan tokoh Francis Bacon.
Descartes mengatakan bahwa tiada ilmu jika tanpa ada rasio,  sedangkan francis Bacon mengatakan bahwa tiada ilmu tanpa pengalaman. Dari kedua pendapat ini muncul keragu-raguan. Disebabkan tidak memiliki jawaban yang memuaskan. Sehingga muncul penemuan berupa saintifikisem. Oleh karena itu Imanuel kant mengkombinasi kedua pendapat tokoh tersebut. Imanual kant mangatakan bahwa tiada ilmu tanpa ada rasio dan pengalaman. Sehingga muncul suatu intuisi dengan lahirlah intuisinisme. Karena intuisi ini berdasarkan pengalaman maka terbentuk kategori sehingga lahirlah kategorisem. Kategori itu lahirlah logika, sehingga dengan logika itu mencullah intuisi, sehingga lahirlah hermenitesme.
Dengan adanya logika maka muncullah aturan-aturan, dalil-dalil dan hal yang lainnya. Maka muncullah ilmu pengetahuan, berupa matematika dan ilmu yang lainnya. Akan tetapi kita sebagai manusia yang memiliki keyakikan tidak bisa menembus spritual. Sehingga logika itu hanya bisa mampu dari material, normatif dan formal. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIFAT-SIFAR BANGUN DATAR

Problem Based Learning (PBL)

Daftar Istilah Teknis Kant