DISKUSI RINGAN TERKAIT METPEN KUANTI


DISKUSI RINGAN
Mahasiswa :
Bagaimana cara yang dilakukan oleh aliran positivisme ketika menemukan dua teori berbeda menjelaskan satu fenomena yang sama secara berbeda?

Dosen :
Perlu kita ketahui, bahwa aliran postivisme itu menekankan pada fenomena-fenomena objektif. Jika anda menemukan dua teori yang berbeda menjelaskan satu fenomena yang sama secara berbeda, maka kita harus melihat dari sesi mana teori itu tersebut menjelaskan suatu fenomena. Contoh : kalau anda mau makan, apa yang anda akan lakukan, teori pertama mengatakan, kamu harus masak nasi dengan magicom, atau masak pakai panci. Teori kedua mengatakan, kalau kamu mau makan, pergi ke warung makan beli nasi disana, atau kamu bawa pulang untuk dimakan dirumah. Kedua teori ini, menjelaskan satu fenomena yang sama “ anda mau makan karena lapar” tetapi untuk menghasilkan makanan anda melakukan secara berbeda. Apakah hasilnya sama?, iya, karena sama-sama dapat makan nasi. Anda makan nasi itu merupakan termasuk fenomena objektif, yaitu apa yang kita lihat memang itu yang terjadi (benar)

Mahasiswa :
Bagaimana bentuk penggunaan teori dalam menemukan persoalan penelitian?

Dosen :
Dalam penelitian kuantitatif, teori harus dituntut kuat karena secara umum penelitian kuantitatif juga menguji teori yang sudah ada. Apakah kuantitatif bisa menghasilkan teori, iya. Karena hasil penelitian bisa jadi keluar dari teori yang sudah ada, sehingga muncul teori baru atau bahkan sebagai tambahan dari teori yang sudah ada. Contoh : teori mengakatan, seorang yang menangis, karena dia sedih. Setelah kita melakukan penelitian menggunakan instrument yang sudah kita buat dapat kita kesimpulan, bahwa sebagian besar orang yang menangis itu disebabkan oleh rasa sedih, tetapi sebagiannya orang menangis karna disebabkan terharu bahagia. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan secara umum, bahwa orang menangis itu tidak hanya disebabkan oleh rasa sedih tetapi rasa terharu, bahagia, senang, dan lain-lain.

Mahasiswa :
Bagaimana cara kita menentukan masalah dan menentukan judul dalam penelitian kuantitatif?

Dosen :
Untuk menentukan masalah kita harus observasi. Hasil observasi akan muncul masalah yang kita akan teliti. Contoh sederhana: anda akan mengungkapkan perasaan cinta kepada teman yang anda cintai. Anda beranikan diri mengungkapkan perasaan cinta ke teman anda, karena Whatshap lancar, telponan lancar, sms lancar, jika ketemu selalu nyambung apa yang kalian bicarakan. Melalui banyak proses yang anda lalui, anda  berpikir teman tersebut suka/cinta sama anda. Pada saat anda mengungkap perasaan yang sudah terpendam, ternyata anda ditolak oleh teman anda. Apakah ini suatu masalah?. Iya, itu masalah, kenapa bisa menjadi masalah, karena dipikiran anda muncul pertanyaan, kenapa dia menolak saya, padahal WA lancar, telponan lancar, sms lancar, dll. Jika pertanyaan itu masih muncul dipikiran anda maka itu merupakan suatu masalah. Jika kita akan membuat judul skripsi “ pengaruh komunikasi beda jenis terhadap perasaan suka/cinta”.
Untuk menentukan judul dalam penelitian kuantitatif, anda observasi terlebih dahulu, hasil observasi tersebut, anda analisis dan pahami,  maka akan muncul banyak masalah yang akan anda temui. Dari masalah tersebut akan mudah kita menentukan judul yang kita inginkan.

Mahasisiwa :
Beda antara ekprimen murni dan eksperimen semu ?

Dosen :
Eksperimen murni, semua variabel dikontrol, sedangkan ekperimen semu, variabel yang dikontrol cukup satu yang dianggap paling dominan.

Mahasiswa :
Apakah penelitian ekpo fakto dapat dilakukan dalam penelitian pendidikan?

Dosen :
Iya, sangat bisa, karena rata-rata pendidikan menggunakan ekpo fakto, dalam penelitian ini akan menghubungkan sebab-akibat. Contoh : ”Pengaruh antara pengalaman kerja terhadap penjualan barang”. Secara logika, semakin banyak pengalaman kerja (sebab), pasti penjualan barang akan banyak terjual (akibat), karena sudah diketahui sistem penjulan yang baik. Tetapi kita perlu uji apakah, teori tersebut benar atau tidak.

Mahasiswa :
Apakah harus ada masalah terlebih dahulu baru kita melakukan penelitian?
Iya, penelitian itu ada untuk memecahkan masalah –masalah yang ada, bukan membuat masalah. Perlu diingat, bedakan antara mencari masalah, dengan membuat masalah. Mencari masalah untuk dipecahkan, kalau buat masalah membuat orang sakit hati.
Di mata kuliah semester kemarin, diberikan judul untuk “observasi kesekolah”. Mungkin penafsiran anda kurang tepat. Anda diberikan judul itu seolah-olah anda sudah mengetahui masalahnya. Pertanyaannya, kenapa anda mengetahui apa yang anda akan observasi, bentuk observasi terbatas, terbatas sesuai dengan judul anda, dan pasti anda minta data dari sekolah. Bedakan dengan observasi awal untuk mencari masalah, observasi awal tidak ada batasan yang secara umum untuk melakukan obsevasi, apa yang didapatkan hasil observasi itu akan dianalisis dan dipahami, untuk menemukan masalah. Jadi tentukan masalah terlebih dahulu, baru membuat judul penelitian

Mahasiswa :
Penelitian kuantitatif bersifat prediksi/hipotesis, jika tidak sesuai dengan prediksi peneliti, bagaimana solusinya?

Dosen :
Secara umum, semua penelitian akan muncul prediksi/dugaan sementara/hipotesis. Contoh :  “Pengaruh antara pengalaman kerja terhadap penjualan barang”. Kita prediksi/hipotesis 1) Ha = terdapat pengaruh yang segenifikan antara pengalaman kerja tehadap penjualan barang. 2) Ho = terdapat pengaruh yang segenifikan antara pengalaman kerja tehadap penjualan barang. Jika Ha diterima maka Ho Ditolak dan sebaliknya. Jadi kita tidak akan keluar dari hipotesisi yang kita rancang. Apapun hasil analisis data itulah hasil penelitian yang dapat kita simpulkan.

Mahasiswa :
Apa beda masalah, rumasan masalah?

Dosen :
Masalah dalam matematika yaitu suatu pertanyaan yang memiliki solusi (soal-soal). Sedangkan dalam penelitian, masalah merupakan suatu kesenjagan antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada. Sedangkan rumusan masalah merupakan kalimat Tanya atau pertanyaan yang menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel dalam fokus penelitian. Variabel tersebut mengkin melatarbelakangi, atau menjadi penyebab dari fokus permasalahan, atau mungkin juga sebagai dampak atau akibat dari fokus penelitian. Jadi masalah penelitian akan dijelaskan dilatar belakang dengan baik sesuai dengan fokus penelitian, dari  masalah akan muncul rumusan masalah berupa kalimat tanya. Kalimat tanya yang dibuat pada rumusan masalah akan terjawab pada hasil analisis data, apakah sesuai dengan hipotesis atau tidak.

Wallahu a’alam


Semoga bermanfaat..




Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIFAT-SIFAR BANGUN DATAR

Problem Based Learning (PBL)

Daftar Istilah Teknis Kant