Implementasi
kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis
data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan. https://www.dropbox.com/s/hinp1jo85eg7xaj/Muhammad%20Munir.pdf?dl=0
Pendekatan
saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang
diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu
dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu
.
Sesuai
dengan standar kompetensi kelulusan, sasaran pembelajaran mencangkup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh dari melalui
aktivitas, “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan”. Keterampilan diperoleh melalui
aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan menciptakan”.
Proses pembelajaran scientific merupakan
perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
Meskipun ada yang mengembangkan lagi menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan
data, mengolah data, mengkomunikasikan, menginovasi dan mencipta. Namun, tujuan
dari beberapa proses pembelajaran yang harus ada dalam pembelajaran scientific
sama, yaitu menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas,
tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Selain itu, guru cukup
bertindak sebagai scaffolding ketika anak/ siswa/ peserta didik
mengalami kesulitan, serta guru bukan satu – satunya sumber belajar. Sikap
tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan keteladanan. untuk lebih jelas silahkan donwload.
Komentar